Sabtu, 17 Mei 2014

Mengenang kembali Massa Lalu : Keluarga Cemara

Harta yang Paling Berharga ' Adalah Keluarga .
Istana Yang paling indah ' Adalah keluarga
Puisi Yang Paling bermakna ' Adalah keluarga .
Mutiara tiada tara adalah ' keluargaa ..

Barisan Kata - kata Diatas adalah Sepenggal lirik lagu dari sebuah sinetron yang "mungkin" Sangat kita Rindukan kehadiran nya dilayar televisi Bukan :D
keluarga cemara ? *Yupz Sinetron yang Dibuat tahun 1995 ini mengangkat sisi Kehidupan yang paling Dekat dengan alur yang sederhana Tapi Bermakna .

Keluarga Cemara , cerita yang diangkat dari buku cerita ini meninggalkan kesan yang mendalam bagi banyak penonton . Masih bnyak yang berharap sinetron ini ditayangkan Kembali *ngarep . hehe tak apalah
mengapa? karena saat ini dunia sinema indonesia sedang mengalami kemunduran dari segi kualitas dan juga moral yang disampaikan .
Akting yang lebay dan terlalu dibuat buat " alur cerita yang terlalu terfokus dengan sifat - sifat negatif Manusia . ini sangat lah berbeda dengan sinetron keluarga cemara .
Keluarga cemara sangat diminati karena ceritanya mengenai kehidupan sehari - hari keluarga sederhana yang tetap memberi contoh yang masuk akal dan baik untuk kita contoh .

Kehadiran Sinetron seperti keluarga cemara itulah yang dibutuhkan keluarga Indonesia saat ini .
kesederhanaan dan kesahajaan natural yang dihadirkan , bukan konstruksi realitas semu .
Diceritakan si Abah (Adi Kurdi) harus menghidupi keluarga nya sebagai tukang becak . si Emak (Novia kolopaking) si pembuat opak yang nantinya akan dijanjikan  oleh ketiga anaknya Euis (Cahya H.D) . yang duduk dibangku SMU . Ara yang duduk dibangku SMP dan adiknya *Aduhh lupa namanya siapa ? -_-"
yang masih duduk dibangku SD . pemilihan tokoh - tokoh dan suasana pedesaan yang cocok membuat sinetron ini terkesan lebih hidup",

Dalam sinetron ini diajarkan kepada pemirsanya betapa besarnya nilai sebuah keluarga. Kebahagian suatu keluarga bukanlah diperlihatkan dari kemegahan banyaknya harta, tapi bagaimana suatu keluarga dapat bersatu dan kompak dalam menjalani kehidupan dalam keluarga mereka. Meskipun si Bapak hanyalah seorang penarik becak, namun sang Ibu tidak meminta hal-hal yang macam-macam dan sang Ibu sangat pengertian dengan keadaan si Bapak dan si Bapak juga mengerti dengan sang Ibu sehingga tetap bekerja keras untuk dapat memberi kejutan-kejutan kepada sang ibu sehingga selalu muncul kemesraan dan suasana dalam diri mereka berdua. Sehingga mereka hidup sangat bahagia meskipun dalam keadaan yang pas-pasan.

Ini jauh berbeda dengan masyarakat saat ini yang suami istri bertengkar karena merasa tidak adanya saling pengertian diantara mereka. Padahal saat akad nikah dulu telah berjanji menerima pasangannya apa adanya dan akan saling memperbaiki kekurangan masing-masing. Namun kemana ikrar itu? Perceraian mudah sekali terjadi dan seakan-akan itu hal yang lumrah. Konflik sedikit mintai cerai. Tentu hal ini disulut oleh acara-acara gossip selebritis yang menyajikan gaya hidup para selebritis dan berita mereka yang mayoritas adalah berita perceraian dan rumah tangga yang hancur lebur. Dan inilah yang menjadi tontonan masyarakat.

Dan satu lagi yang menjadi nilai utama dalam sinetron Keluarga Cemara ini adalah hubungan kakak beradik yang membimbing, mengayomi dan sayang menyayangi dan hormat menghormati. Kakak beradik yang kompak dan bekerjasama dalam membantu kedua orang tuanya dan meraih prestasi.



 Sungguh saat ini menjadi kejadian langka dimasyarakat kita. Yang ada adalah pertengkaran antara kakak beradik dan saling berebutan harta warisan orang tua mereka. sekali lagi ini pun sangat banyak dicontohkan oleh tayangan-tayangan saat ini.

Apakah keadaan masyarakat seperti saat ini yang kita dambakan?
Dimana kekerasan, penindasan, hasut, kedengkian dan penipuan serta kebohongan menjadi budaya. Atau kehidupan seperti Keluarga Cemara yang penuh pengertian dan kasih sayang?




26 komentar:

  1. sangat mengispirasi sekali teringat masa kecil saya dulu hadeuh

    BalasHapus
  2. saat masih kecil ane gak berani nonton, kalo nonton kadang ikut nangis. wkwkwkw...


    BalasHapus
  3. Nah! Bener ini, harusnya film2 di teve yang dikasih ke penonton harusnya film keluarga yang inspiratif kayak begini...

    BalasHapus
  4. Bagus dek.. dulu sih nggak terlalu ngikutin soalnya msih kecil bgt, blum ngerti juga ceritanya :D tapi sepertinya Indonesia butuh sinetron yg kyk gini lagi deh. Inspiratif dan bnyk pesan moral yg bisa dicontoh dikehidupan nyata ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mksih ka ,
      tapi suka nonton gak ka ? seru film nya tentang keluarga yang sangat sederhana , n g sombong " k.keluargaan nya ada bgt :'(

      Hapus
  5. kasian gan:-(
    makasih dah si share :-)

    BalasHapus
  6. Jadi inget bapak dan ibu di kampung halaman :')

    BalasHapus
  7. Sediiiih gan,jadi terharu, ceritanya bagus kok

    BalasHapus
  8. terharu abis baca kisah di atas gan,..

    BalasHapus
  9. tontonan gue saat umur 2 tahun gan :3 ,,,
    dulu ane sering banget nonton nih ,,,

    BalasHapus
  10. Bagussss... sayang zaman skrg gak ada lg film kayak begini...

    BalasHapus
  11. Udah lahir blum ya saya? :D
    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
    Salam kenal kawan :) --- Irfan Andriarto ---
    Kalau mau ng'blog sambil bisnis Daftar di sini broh, GRATIS ! Lumayan kok di sini Daftar

    BalasHapus
  12. sepertinya saya belum lahir kaka :D
    Blog nya mantap banget gak bosen berkunjung selalu .
    di blog ini . artikel nya sangat selalu bermanfaat menghibur banget ^_^

    BalasHapus
  13. tanggal muda keluarga cendana, tanggal tua keluarga cemara XD

    BalasHapus

¶ Peraturan dalam berkomentar ¶
☛ UpsS,. Budayakan berkomentar sesudah membaca artikel ini sob.
☛ Dilarang Menghina, Promosi (Iklan), Menyelipkan Link Aktiv, dsb.
☛ Dilarang berkomentar berbau Porno, Spam, Sara, Politic, Profokasi.
☛ Berkomentarlah yang Sopan,Bijak, dan Sesuai Artikel (Dilarang OOT)
☛ Saya sangat berterima kasih atas semua yang mau berkomentar diblog saya

☭ Copyright © 2014 - 2015 by Azi Kosasih ✓.